Komunikasi ada dimana-mana, seperti dirumah, ketika anggota keluarga berbincang di meja makan, dikampus, ketika mahasiswa-mahasiswa mendiskusikan hasil tugasnya, dikantor, dll. Komunikasi benar-benar menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat menentukan kualitas hidup kita.
Sebenarnya,
apasih definisi komunikasi menurut para ahli?
1.
Rogers D. Lawrence
Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang
atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam
2.
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka
Dimensi Komunikasi
Komunikasi mempunyai 4 dimensi, yaitu :
1.
Isi
A biasanya berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu
mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya
isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah
merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika
mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat
adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori
dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan
perasaan.
2.
Suara
Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara
pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan
oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis,
seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah
sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang
dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.
3.
Jaringan Komunikasi
Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara A dengan B
adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam
organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan
oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya
dengan melalui C atau D. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan,
bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat
bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama
lain.
4.
Arah Komunikasi
Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua
arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin
dikatakan oleh A dan B, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat,
bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B cara ini: A=>B; atau
cara ini: A=><=B. A dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu
komunikasi satu arah; atau A dapat berbicara dan B dapat membalas berbicara
kembali, yaitu komuniksai dua arah.
Kepemimpinan atau
Leadership adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk memengaruhi
orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain
tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
Teori Kepemimpinan
- Teori X dan Y Douglas Mcgregor
Salah satu kontribusi yang paling banyak disebut
dari para teoritikus Tipe 2 atau Teori Organisasi Klasik adalah tesis Douglas
McGregor yang menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia: yang pertama
dasarnya negatif – Teori X – dan yang lainnya pada dasarnya positif – Teori Y.
Teori X dan Teori Y yang ia ajukan dalam memandang manusia (pegawai). Setelah
meninjau bagaimana manajer berhubungan dengan pegawai, McGregor menyimpulkan
bahwa pandangan manajer seputar sifat manusia didasarkan pada kelompok asumsi
tertentu dan ia cenderung memperlakukan pegawai berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut. Asumsi ini dapat bersifat negatif (Teori X) atau positif (Teori Y).
Di bawah Teori X ada empat asumsi yang dianut oleh
para manajer:
1. Pegawai tidak menyukai pekerjaannya dan sebisa mungkin
akan berupaya menghindarinya.
2. Karena pegawai tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus
diberi sikap keras, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman agar mau
melakukan pekerjaan.
3. Pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari
aturan-aturan organisasi yang membenarkan penghindaran tanggung jawab tersebut.
4. Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman di atas
faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan hanya akan memperlihatkan
sedikit ambisi.
Kebalikan dari pandangan yang negatif terhadap
manusia, McGregor menempatkan empat asumsi lain yang disebut Teori Y:
1.
Para pegawai dapat memandang pekerjaan sebagai
sesuatu yang biasa sebagaimana halnya istirahat dan bermain.
2. Manusia dapat mengendalikan dirinya sendiri jika
mereka punya komitmen pada tujuan-tujuan.
3. Rata-rata orang dapat belajar untuk menyetujui, bahkan
untuk memikul tanggung jawab.
4. Kreativitas – yaitu kemampuan mencari keputusan yang
terbaik – secara luas tersebar di populasi pekerja dan bukan hanya mereka yang
. menduduki fungsi manajerial.
Implikasi dari
Teori X dan Teori Y McGregor terhadap organisasi adalah bahwa asumsi-asumsi
Teori Y lebih dapat diterima dan dapat menuntun manajer dalam mendesain
organisasi dan memotivasi para pegawai. Tahun 1960-an antusiasme pekerja cukup
tinggi untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan organisasi,
penciptaan tanggung jawab dan tantangan pekerjaan, termasuk pembangunan
hubungan kelompok-kelompok kerja yang lebih baik. Antusiasme ini, sebagian
besar, diakibatkan oleh Teori Y dari McGregor.
- Teori Empat Sistem Manajemen Rensis Likert
Menurut Likert, pemimpin dapat berhasil jika bergaya partisipative
management. Gaya ini menetapkan bahwa
keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan, dan mendasarkan pada komunikasi. Selain itu semua pihak dalam organisasi bawahan
maupun pemimpin menerapkan hubungan
atau tata hubungan yang mendukung (supportive relationship)
Likert merancang 4 sistem kepemimpinan dalam manajemen:
1. Sistem 1 (Exploitative
Authoritative)
Manajer sangat otokratis, mempunyai sedikit kepercayaan kepada
bawahannya, suka mengeksploitasi
bawahan, dan bersikap paternalistic. Pemimpin dalam system ini hanya mau memperhatikan komunikasi yang turun ke bawah, dan hanya membatasi proses
pengambilan keputusan di tingkat atas
saja.
2. Sistem 2 (Otokratis yang baik
hati/Benevolent autoritative)
Manajernya mempunyai kepercayaan yang terselubung, percaya pada
bawahan, memotivasi,memperbolehkan
adanya komunikasi ke atas. Bawahan merasa tidak bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas
pekerjaannya dengan atasannya.
3. Sistem 3 (manajer Konsultatif)
Manajer mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan biasanya kalau
ia membutuhkan informasi, ide atau
pendapat bawahan. Bawahan disini merasa sedikit bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas
pekerjaan bersama atasannya.
4. Sistem 4 (Pemimpin yang bergaya
kelompok berpartisipatif/partisipative group)
Manajer mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya.
Dalam setiap persoalan selalu
mengandalkan untuk mendapatkan ide-ide dan pendapat dari bawahan dan mempunyai niatan untuk menggunakan pendapat bawahan
secara konstruktif. Bawahan merasa secara mutlak mendapat kebebasan untuk
membicarakan sesuatu yang bertalian dengan
tugasnya bersama atasannya
- Theory of Leadership Pattern Choke (Tannen Baum and Scmidt)
Pada tahun 1957, Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt menulis
salah satu artikel yang paling revolusioner yang pernah muncul dalam The
Harvard Business Review. Artikel ini, berjudul “Bagaimana Memilih sebuah Pola
Kepemimpinan, adalah signifikan dalam bahwa itu menunjukkan gaya kepemimpinan
adalah pilihan manajer. Di bagian atas diagram di bawah ini anda akan melihat
akrab “Hubungan Oriented” dan “Tugas Berorientasi” kontinum, yang juga diberi
label “Demokrasi” dan “otoriter.”
Diagram menunjukkan dimensi lain: “Sumber Otoritas”. Pada akhir
demokratis diagram, manajer memungkinkan kebebasan karyawan. Pada akhir
otoriter diagram kita melihat bahwa manajer adalah satu-satunya sumber
otoritas. Kita pergi dari otoritas buruh untuk otoritas manajer.
berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan dengan pertanyaan
seperti manajer dapat demokratis terhadap bawahan, namun mempertahankan
otoritas yang diperlukan dan kontrol. untuk tujuan analisis mereka telah
menghasilkan sebuah kontinum perilaku kepemimpinan mulai dari autoritarian
styeles di satu ekstrem ke gaya demokratis di sisi lain, yang mereka sebut bos
s-berpusat dan berpusat pada bawahan tidak seperti orang lain model
kepemimpinan berusaha untuk menyediakan kerangka kerja untuk analisis dan
pilihan individu.
para penulis mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola kepemimpinan:
para penulis mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola kepemimpinan:
1. Kekuatan di manajer (egattitudes, kepercayaan, dan nilai-nilai)
2. Kekuatan di bawahan (eighter sikap, kepercayaan, nilai dan harapan
dari pemimpin)
3. Kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan
oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan
Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram
ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait
dengan proses pengambilan keputusan.
Demokrasi (hubungan berorientasi), yaitu pola kepemimpinan yang
ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan.
Otoriter (tugas berorientasi), yaitu pola kepemimpinan yang
ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin.
Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan
meningkat (gaya demokratis) sedangkan penggunaan wewenang oleh pemimpin
berkurang secara proporsional.
Kepemimpinan Pola 1:
“Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan
oleh superior.” Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan
dan seberapa sering untuk bertemu.
Kepemimpinan Pola 2:
“Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk
membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus
memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari
adalah yang terbaik.
Kepemimpinan Pola 3:
“Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka
pemimpin membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan
hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan
bertemu.
Kepemimpinan Pola 4:
“Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan
dapat berubah oleh kelompok.” Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari
Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain
yang mungkin lebih baik.
Kepemimpinan Pola 5:
“Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.” Contoh:
Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu
untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki
pertanyaan.
Kepemimpinan Pola 6:
“Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok
bahwa keputusan yang benar.” Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim
bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota
tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
Kepemimpinan Pola 7:
“Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.” Contoh:
Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka
atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar