Komunikasi
A. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku atau mendapatkan pengertian yang mendalam.
B. Dimensi Komunikasi
Komunikasi memiliki 4 macam dimensi, yaitu :
1. Isi
2. Suara
3. Jaringan Komunikasi
4. Arah Komunikasi
Leadership
A. Definisi Leadership
Kepemimpinan atau Leadership adalah
kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu
yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut
bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
B. Teori Kepemimpinan
1. Teori X dan Y Douglas Mcgregor
Salah satu kontribusi yang paling
banyak disebut dari para teoritikus Tipe 2 atau Teori Organisasi Klasik
adalah tesis Douglas McGregor yang menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang
manusia: yang pertama dasarnya negatif – Teori X – dan yang lainnya pada
dasarnya positif – Teori Y. Teori X dan Teori Y yang ia ajukan dalam memandang
manusia (pegawai). Setelah meninjau bagaimana manajer berhubungan dengan
pegawai, McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer seputar sifat manusia
didasarkan pada kelompok asumsi tertentu dan ia cenderung memperlakukan pegawai
berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Asumsi ini dapat bersifat negatif (Teori X)
atau positif (Teori Y). Implikasi dari Teori X
dan Teori Y McGregor terhadap organisasi adalah bahwa asumsi-asumsi Teori Y
lebih dapat diterima dan dapat menuntun manajer dalam mendesain organisasi dan
memotivasi para pegawai. Tahun 1960-an antusiasme pekerja cukup tinggi untuk berpartisipasi
dalam proses pembuatan keputusan organisasi, penciptaan tanggung jawab dan
tantangan pekerjaan, termasuk pembangunan hubungan kelompok-kelompok kerja yang
lebih baik. Antusiasme ini, sebagian besar, diakibatkan oleh Teori Y dari
McGregor.
2. Teori Empat Sistem Manajemen Rensis Likert
Likert merancang 4 sistem kepemimpinan dalam manajemen, yaitu :
a. Sistem 1 (Exploitative
Authoritative)
Manajer sangat otokratis,
mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya, suka mengeksploitasi bawahan, dan bersikap paternalistic. Pemimpin dalam system
ini hanya mau memperhatikan komunikasi yang turun
ke bawah, dan hanya membatasi
proses pengambilan keputusan di tingkat atas saja.
b. Sistem 2 (Otokratis yang
baik hati/Benevolent autoritative)
Manajernya mempunyai
kepercayaan yang terselubung, percaya pada bawahan, memotivasi,memperbolehkan adanya komunikasi ke
atas. Bawahan merasa tidak bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian
dengan tugas pekerjaannya dengan atasannya.
c. Sistem 3 (manajer
Konsultatif)
Manajer mempunyai sedikit
kepercayaan pada bawahan biasanya kalau ia membutuhkan informasi, ide atau pendapat bawahan. Bawahan disini merasa sedikit bebas
untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaan bersama
atasannya.
d. Sistem 4 (Pemimpin yang
bergaya kelompok berpartisipatif/partisipative group)
Manajer mempunyai
kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Dalam setiap persoalan selalu mengandalkan
untuk mendapatkan ide-ide dan pendapat dari bawahan dan mempunyai niatan untuk menggunakan pendapat bawahan secara konstruktif. Bawahan merasa secara mutlak mendapat kebebasan untuk membicarakan sesuatu yang
bertalian dengan tugasnya bersama atasannya
3. Theory of Leadership Pattern Choke (Tannen Baum
and Scmidt)
Tujuh “pola kepemimpinan” yang
diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan
angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi
definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Demokrasi (hubungan berorientasi),
yaitu pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan.
Otoriter (tugas berorientasi), yaitu
pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin.
Perhatikan bahwa sebagai penggunaan
kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) sedangkan penggunaan
wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.
Kepemimpinan Pola 1:
“Pemimpin izin bawahan berfungsi
dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior.” Contoh: Pemimpin memungkinkan
anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
Kepemimpinan Pola 2:
“Pemimpin mendefinisikan batas-batas,
dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin mengatakan
bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa
memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
Kepemimpinan Pola 3:
“Pemimpin menyajikan masalah,
mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan.” Contoh:
Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka
pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
Kepemimpinan Pola 4:
“Pemimpin tentatif menyajikan
keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok.” Contoh:
Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk
bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
Kepemimpinan Pola 5:
“Pemimpin menyajikan ide-ide dan
mengundang pertanyaan.” Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang
mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian
meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
Kepemimpinan Pola 6:
“Para pemimpin membuat keputusan
kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.” Contoh: Pemimpin
mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu.
Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik
untuk bertemu.
Kepemimpinan Pola 7:
“Para pemimpin membuat keputusan dan
mengumumkan ke grup.” Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada
hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada
tim.
Motivasi
Motivasi adalah sejumlah proses, yang bersifat
internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
B. Teori Motivasi
- Teori Drive Reinforcement
Teori ini berhubungan dengan teori belajar operant conditioning dari skiner. Teori ini mempunyai dua aturan pokok, yaitu L aturan pokok yang berhubungan dengan pemrolehan jawaban-jawaban yang benar, dan aturan poko lainnya yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah.
- Teori Harapan
Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari
suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang
bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya
itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
- Teori Tujuan
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika
kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini mencul
bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan
yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan goal setting (penetapan
tujuan).
- Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Menurut Maslow ada 5
jenis kebutuhan manusia yang tersusun secara bertingkat sebagai suatu hierarki,
yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan fisik, seperti rasa lapar,
haus, tidur dan seks.
2. Kebutuhan rasa aman, seperti perlindungan dari
kejahatan.
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan diterima, seperti
affiliasi dengan individu-individu lain, dan diterima oleh individu-individu
lain.
4. Kebutuhan akan penghargaan, seperti prestasi,
kompetensi, memperoleh pengakuan dan penghargaan.
5. Akutualisasi diri, seperti pemenuhan potensi
keunikan seseorang
Mengendalikan Fungsi Manajemen
A. Definisi Mengendalikan (Controlling)
Pengendalian adalah suatu usaha tersendiri dari melihat segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diambil, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Objek adalah untuk menunjukkan kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah berulang.
B. Langkah-langkah dalam Kontrol
1. Pengidentifikasian tujuan dan strategi
2. Penyusunan program
3. Penyusunan anggaran
4. Kegiatana dan pengumpulan realisasi prestasi
5. Pengukuran prestasi
6. Analisis dan pelaporan
7. Tindakan koreksi
8. Tindakan lanjutan
C. Tipe-tipe Kontrol dalam Manajemen
1. Pengendalian
preventif (preventive control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategi perencanaan strategik yang dijabarkan dalam
bentuk program-program.
2. Pengendalian
operasional (operational control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui
alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan
pengendalian.
3. Pengendalian
kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen
berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah
ditetapkan.
D. Kontrol Proses Manajemen
Proses
pengendalian manajemen meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Pemrograman
2. Penganggaran
3. Operasi dan Pengukuran Prestasi
4. Pelaporan dan Analisis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar